Monday, August 17, 2009

Gosipnya, Israel Ingin Barack Obama Lengser


Barack Obama, seorang presiden pemimpin sebuah negara adidaya sekelas Amerika Serikat, sampai saat ini masih terus digoyang oleh kelompok tertentu yang tidak menyukai kebijakannya. Sebuah isu yang terus dihembuskan adalah bahwa dia bukan warga negara Amerika Serikat. Bila isu itu terbukti benar, maka jabatannya sebagai Presiden AS bisa dianggap tidak sah, alias dilengserkan di tengah jalan. Ada desas-desus yang mengatakan bahwa pihak Israel berada dibalik isu yang berhembus kencang ini

Sebuah kelompok bersuara lantang yang dikenal dengan sebutan Brithers akhir-akhir ini kembali menggaungkan isu yang menyatakan Obama tidak lahir di AS. Presiden pertama AS yang berkulit hitam itu, disebut lahir di Kenya, negara asal sang ayah. Jika benar demikian, maka dia bukanlah warga negara AS. Konsekuensinya posisinya sebagai Presiden AS bisa dibatalkan.

Gelombang isu itu awalnya muncul selama kampanye presiden. Namun baru mendapat perhatian lebih besar dari media pada musim panas. Sebab, di saat itu media sulit mendapatkan berita menarik, sebab sebagian besar warga AS disibukkan dengan liburannya masing-masing.

Namun, tak urung isu itu membuat juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs menjadi jengah. Apalagi ketika seorang wartawan mendesaknya memberi penjelasan agar dapat membuat Brithers menghentikan isu tersebut. "Saya punya kabar buat mereka dan buat kita semua. Presiden dilahirkan di Honolulu, Hawaii. Negara bagian ke-50 negara terbesar di permukaan bumi. Dia seorang warga negara AS," paparnya.

Sekitar satu setengah tahun lalu, kata Gibbs, dia meminta sertifikat kelahiran Obama dimasukkan ke internet. Departemen Kesehatan Hawaii kemudian memperlihatkan salinan akta kelahiran Obama yang dipindai dan diunggah di internet. Di situ dijelaskan bahwa Obama dilahirkan di Honolulu pukul 19.24 waktu setempat pada 4 Agustus 1961.

Organisasi pengamat kebijakan publik di University of Pennsylvania, FactCheck.org, kemudian mengomentari gambar itu dan mengambil gambar akta kelahiran asli Obama. Hal ini demi menghentikan kontroversi tersebut. Organisasi itu menyimpulkan bahwa hal itu memenuhi semua syarat dari Departemen Luar Negeri untuk menyerahkan surat bukti kewarganegaraan AS.

Kesimpulan organisasi itu, Obama dilahirkan di AS, sebagaimana selalu dikatakan Presiden AS ke-44 itu. FactCheck.org juga menyatakan ibu Obama adalah warga negara Amerika. Sementara ayahnya yang warga negara Kenya memasang iklan di salah satu surat kabar di Honolulu pada 13 Agustus 1961 guna mengumumkan kelahiran putra mereka.


Israel dituding sebarkan isu miring kewarganegaraan Obama

Sampai di sini masalah mungkin dianggap selesai. Namun, bukan tidak mungkin jika suatu saat isu ini akan terus digulirkan secara masif. Isu ini pun sudah telanjur merebak. Sehingga, jika isu itu terus bergulir, tentu dapat meningkat menjadi isu nasional. Bahkan, bukan mustahil akan berdampak pada karier Obama sebagai presiden dan pemerintahan yang dibentuknya.

Bisa jadi usia pemerintahan Obama putus di tengah jalan sebelum mencapai empat tahun. Hal ini, tentu saja jika tuduhan kelompok Brithers terbukti benar. Yang menjadi pertanyaan kemudian, siapa yang berniat ingin mendongkel Obama sebelum jabatannya selesai?

Tertuduh utama tentu saja kubu kanan yang diwakili Partai Republik. Anggota Kongres dari Partai Republik Mike Castle bahkan secara terang-terangan tidak mempercayai akta kelahiran Obama itu. Begitu juga anggota Kongres dari Partai Republik lainnya John Campbell.

Namun, temuan terbaru ternyata cukup mengejutkan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (foto di samping) ditengarai berada di balik permainan isu tersebut. Apalagi karena hubungan mesra kedua negara itu akhir-akhir ini memang merenggang.

Seorang jurnalis investigasi ternama AS, Wayne Madsen, Kamis (13/8) menyebutkan bahwa hal itu memang menjadi bagian dari strategi Netanyahu untuk menggoyang Obama. "Mudah bagi Netanyahu untuk mempermainkan masalah ini. Sepertinya dia mulai memainkan kartu politik dan menekan Obama. Dia berusaha agar popularitas tinggi Obama selama ini turun di mata rakyat AS," paparnya.


Presiden Amerika Tak Berani Menentang Israel

Kenapa Netanyahu begitu ingin Obama jatuh? Sikap Obama terhadap Israel memang cenderung lebih keras dibandingkan George W Bush. Obama berkali-kali menegaskan agar Israel menghentikan proyek permukiman Yahudi di Tepi Barat, Palestina. Namun, Netanyahu tetap bergeming.

Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell, pun gagal membujuk perdana menteri beraliran ultranasionalis itu. Netanyahu merasa mampu melawan Obama. Sebab, dia merasa mendapat dukungan kuat dari lobi-lobi Yahudi di AS, terutama American Israel Public Affairs Committee (AIPAC).

Ditambah lagi, karena selama ini tidak ada seorang pun Presiden AS yang berani menentang kebijakan dalam negeri Israel. Peristiwa pembunuhan Abraham Lincoln pada 1865 dan Presiden John F Kennedy pada 1963 pun diduga terjadi akibat keberanian mereka menentang konspirasi Yahudi. Lincoln menolak dominasi pengusaha Yahudi Rocthsild dalam penanganan krisis keuangan AS seusai perang saudara utara-selatan (1861-1865) dan Kennedy menolak rencana pengembangan nuklir Israel.

Lalu, bagaimana Obama?

Kata saya:
Kalau benar bahwa seorang Presiden Amerika begitu lemah posisi tawarnya terhadap kebijakan Israel, kasihan... dech lo... :P

Sumber: Inilah.com | Ilustrasi: Wikipedia


Share/Save/Bookmark







Ziddu - The Best FREE File Hosting Website - Sign up for FREE!

Make money on twitter

Buy and sell Text Links


 

Subscribe

ZonS Hot News
Add to Technorati Favorites Join My Community at MyBloglog! News & Media Blogs - Blog Catalog Blog Directory

Followers

Statistics








zonsNews © 2009 | Business Ads Ready is Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez