Friday, October 23, 2009

Foto-Video: Beginilah Bila Nenek Demam Bola


Pesta akbar sepak bola masih setahun lagi, namun perhelatan dunia yang akan dimulai Juni tahun depan saat ini bikin demam nenek-nenek di Afrika Selatan bermain bola.

Lihatlah gaya 35 orang kaum lanjut usia yang berumur 40 hingga 80 tahun di kota terpecil Tzaneen, Provinsi Limpopo, 600 kilometer sebelah utara Johannesburg.

Mereka tergabung dalam klub bola Vakhegula Vakhegula atau Xitsonga dalam bahasa setempat klub bola nenek-nenek. Setidaknya, saban dua kali seminggu kaum nenek ini bermain bola di lapangan.

Dalam permainan, jangan dibayangkan mereka mengenakan kostum sepak bola seperti yang Anda saksikan seperti biasanya, namun nenek-nenek ini mengenakan daster, rok dan sandal jepit, hanya sebagian kecil pakai sepatu bola. Sepak bola, bagi mereka, adalah pilihan terbaik daripada bekerja di rumah atau ladang.

"Saya suka bermain bola karena dapat menurunkan tekanan darah tinggi," ujar Nari Baloyi, 47 tahun, perempuan termuda di tim Vakhegula Vakhegula.

Demikian juga pengakuan Nora Makhubela, nenek 83 tahun, yang pernah menderita stroke sebanyak enam kali. Meskipun usianya dianggap gaek, namun dia tetap bersemangat menendang si kulit bundar di lapangan.

"Hidupku benar-benar berubah saat berlari. Kendati sudah renta, saya sanggup mengalahkan Anda," katanya sambil terkekeh.

Oleh sebab itu, Makhubela senantiasa ingin mewujudkkan mimpinya agar bisa menyaksikan laga Piala Dunia di negerinya selama sebulan penuh yang akan digelar 11 Juni tahun depan.

"Setiap hari saya berdoa kepada Tuhan agar diberi umur panjang hingga 2010, sebab saya benar-benar ingin menonton sepak bola dunia."

Untuk kelanggengan klub, para anggota mengumpulkan iuran Rp 10 ribu per bulan. Dana ini digunakan membeli bola, perlengkapan, dan biaya mengikuti kompetisi tahunan antar daerah. Tetapi Ntsanwisi, salah seorang dermawan, menyumbangkan uang pribadinya untuk kebutuhan tim.

"Saya berharap, kelak ada sponsor di tim ini."

Pertandingan sepak bola lansia di Tzaneen ternyata gegap gempita. Tak kurang dari lusinan suporter klub selalu mengeluk-elukkan penampilan nenek-nenek di lapangan. Tempik sorak yang diteriakkan penyokong klub begitu keras, dibumbui dengan jeritan vuvuzelas, terompet tradisional penduduk lokal. Suasana seperti ini membuat laga sepak bola lansia menjadi sebuah pertandingan sepak bola sang sangat unik di Afrika Selatan.

"Saya menikmati permainan sepak bola nenek-nenek," kata Chamelius Bayani, gadis 13 tahun.

Bagi nenek-nenek, kemenangan nomor dua. Yang penting mereka bisa bermain bola dari awal hingga akhir permainan setelah seharian bekerja keras di rumah. Harap maklum, para nenek-nenek ini setiap hari harus bekerja keras membersihkan rumah, berjualan di pasar atau menjajakan makanan di jalan-jalan desa. Sehingga sepak bola dianggap menjadi pilihan untuk membebaskan beban hidup.

"Kalah dalam bertanding, bagi kami, tidak masalah. Kini meskipun gendut, saya bisa lari dan mengajarkan kepada cucu-cucu bagaimana menendang bola. Yes!"


Foto-foto


Kalau foto nggak muncul, klik di sini.




Kata saya:
Tendang neeeek..... :P

Sumber: TempoInteraktif | Ilustrasi: Reuters


Share/Save/Bookmark







Ziddu - The Best FREE File Hosting Website - Sign up for FREE!

Make money on twitter

Buy and sell Text Links


 

Subscribe

ZonS Hot News
Add to Technorati Favorites Join My Community at MyBloglog! News & Media Blogs - Blog Catalog Blog Directory

Followers

Statistics








zonsNews © 2009 | Business Ads Ready is Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez