Friday, October 16, 2009

Awas, Kontes Bayi Sehat Jadi Modus Baru Penculikan Anak


Satu lagi kasus penculikan anak yang terjadi di mal. Ironisnya, pelaku penculikan kali ini memakai modus yang lain dari biasanya, yaitu melalui kontes bayi sehat! Ya, Haikal Ramadhan yang masih berusia 10 hari itu berhasil diculik tiga pekan lalu oleh Ratna yang mengaku sebagai pegawai perusahaan susu formula.

Peristiwa mengejutkan itu berawal dari Ratna yang berhasil mengiming-imingi Siti Latifa, Ibu dari Haikal untuk mengikuti lomba bayi sehat di suatu Mal di daerah Depok. Siang itu, Ratna meminta Latifa untuk pergi berbelanja menghabiskan voucher 100 ribu di supermarket, sebagai salah satu syarat lomba bayi sehat.

Di saat Latifa berbelanja, Sri Rahayu, ibunda Latifa pun diminta untuk menjaga dua buah hatinya. Haikal dan Gilang Kurnia (4 tahun). Saat Sri Rahayu kerepotan mengejar Gilang yang berlari-larian sambil menggendong Haikal, Ratna pun menawarkan diri untuk menggendong Haikal.

Sri Rahayu yang saat itu yakin dan percaya akan bantuan dari Ratna, pun akhirnya memberikan Haikal dan bergegas lari mengejar Gilang. Pada kesempatan itu, Ratna pun langsung melarikan diri memboyong Haikal. Untung saja, dalam tempo empat hari, Ratna bisa diringkus dan Haikal pun diselamatkan.

Moms, bayangkan bila penculikan yang berujung pada perdagangan anak ini terjadi pada keluarga Anda.


Modus Penculikan Anak

Umumnya modus penculikan anak dibagi menjadi tiga macam. Penculikan dengan modus pemerasaan, modus dengan menjadikan korban sebagai pengamen atau pengemis dan penculikan bermotif dendam dan sakit hati.

Adapun beberapa modus lain dalam penculikan anak yang kerap terjadi:
  • Sebagai balas dendam. Modus ini dilakukan karena pelaku mengaku sakit hati dengan keluarga korban. Sehingga terjadilah peristiwa penculikan yang umumnya dilakukan oleh teman, rekan usaha, mantan tukang kebun, atau pembantu rumah tangga atau orang-orang yang sakit hati tersebut.
  • Membius/menghiptotis korban. Cara penculikan ini dilakukan setelah mengawasi dan mengikuti korban dari rumah maupun dari aktivitas sekolahnya.
  • Menawari sesuatu. Mendekati korban dengan pura-pura menawari permen, coklat, bahkan dengan kaset video game.
  • Berpura-pura sebagai kerabat. Menjemput korban dari sekolah atau tempat bermain, lalu berpura-pura sebagai kerabatnya, dan mengabarkan kalau Ayah/Ibunya telah menunggunya di dalam mobil atau mengabari kalau keluarganya mengalami kecelakaan.
  • Menawarkan bantuan. Datangnya orang asing yang tiba-tiba menawarkan bantuan untuk menggendong si kecil, padahal kita tidak mengenalnya.

.

Kata saya:
Waspadalah... waspadalah... :)

Sumber: Okezone | Ilustrasi: Okezone


Share/Save/Bookmark







Ziddu - The Best FREE File Hosting Website - Sign up for FREE!

Make money on twitter

Buy and sell Text Links


 

Subscribe

ZonS Hot News
Add to Technorati Favorites Join My Community at MyBloglog! News & Media Blogs - Blog Catalog Blog Directory

Followers

Statistics








zonsNews © 2009 | Business Ads Ready is Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez