Salah satu bangunan terbakar di Tambora
Pasca-kebakaran di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, yang menewaskan seorang petugas Damkar dan dua luka bakar, banyak pemulung berdatangan ke lokasi kejadian.
Para pemilik rumah yang menjadi korban kebakaran menjual puing-puing barang-barang dari besi yang sudah terbakar kepada pemulung.
"Daripada dibuang dan sudah nggak bisa dipakai lagi, mendingan dijual saja sekaligus dibersihkan dan dapat uangnya," ujar Rusdi, 35 tahun, warga RT 2/8, Kelurahan Jembatan Besi Tambora, Jakarta Barat, Jumat (11/12).
Puluhan pemulung besi memasuki rumah-rumah korban kebakaran. Memang di sekitar lokasi kebakaran banyak tempat pemulung besi.
Menurut Rusdi, para pemulung membeli puing-puing sisa kebakaran secara borongan bukan kiloan. Ia mengatakan, setelah memilah barang-barang, pemulung akan menghitung hasil yang didapatnya dan melakukan tawar menawar dengan pemilik rumah.
"Saya nggak tahu berapa. Kalau sudah selesai nanti ditaksir berapa harganya tapi bukan per kilo. Ini borongan," jelasnya. Ahmad, 43 tahun, salah seorang pemulung, mengaku mereka menghargai puing kebakaran sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per rumah.
"Kita nggak bawa timbangan. Kita kasih tahu harganya kalau setuju kita kasih uangnya," tandasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kebakaran besar yang terjadi di RW 07, 08, dan 10 Kelurahan Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (10/12) mengakibatkan 200 rumah hangus dan seorang pemadam kebakaran tewas serta dua lainnya luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Sebanyak 25 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang berkobar sejak pukul 14.00 wib. Api baru dapat dipadamkan sekitar pukul 21.30 wib.
.
Para pemilik rumah yang menjadi korban kebakaran menjual puing-puing barang-barang dari besi yang sudah terbakar kepada pemulung.
"Daripada dibuang dan sudah nggak bisa dipakai lagi, mendingan dijual saja sekaligus dibersihkan dan dapat uangnya," ujar Rusdi, 35 tahun, warga RT 2/8, Kelurahan Jembatan Besi Tambora, Jakarta Barat, Jumat (11/12).
Puluhan pemulung besi memasuki rumah-rumah korban kebakaran. Memang di sekitar lokasi kebakaran banyak tempat pemulung besi.
Menurut Rusdi, para pemulung membeli puing-puing sisa kebakaran secara borongan bukan kiloan. Ia mengatakan, setelah memilah barang-barang, pemulung akan menghitung hasil yang didapatnya dan melakukan tawar menawar dengan pemilik rumah.
"Saya nggak tahu berapa. Kalau sudah selesai nanti ditaksir berapa harganya tapi bukan per kilo. Ini borongan," jelasnya. Ahmad, 43 tahun, salah seorang pemulung, mengaku mereka menghargai puing kebakaran sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per rumah.
"Kita nggak bawa timbangan. Kita kasih tahu harganya kalau setuju kita kasih uangnya," tandasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kebakaran besar yang terjadi di RW 07, 08, dan 10 Kelurahan Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (10/12) mengakibatkan 200 rumah hangus dan seorang pemadam kebakaran tewas serta dua lainnya luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Sebanyak 25 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang berkobar sejak pukul 14.00 wib. Api baru dapat dipadamkan sekitar pukul 21.30 wib.
.
|